Minggu, 23 September 2012

TEORI KEPRIBADIAN MURRAY


Pandangan Murray mengenai kepribadian bersifat sangat holistik. Manusia harus dipahami sebagai kesatuan pribadi yang utuh. Setiap bagian dari tingkah laku manusia harus dipahami dalam hubungannya dengan fungsi lainnya; lingkungan, pengalaman masa lalu, ketidaksadaran dan kesadaran, serta fungsi otaknya. Kesemuanya itu harus ditangkap secara keseluruhan agar dapat dipahami makna dari proses kepribadian seseorang. Menurut Murray, kepribadian adalah abstraksi yang dirumuskan oleh teoritisi dan bukan semata-mata deskripsi tingkah laku orang, karena rumusan itu didasarkan pada tingkah laku yang dapat diobservasi dan faktor-faktor yang dapat disimpulkan dari observasi itu.
Salah satu prinsip pokok dari kepribadian Murray adalah adanya proses psikologis yang bergantung kepada proses fisiologis. Di sini Murray sangat menekankan pentingnya menghubungkan proses dan event psikologi dengan struktur dan fungsi otak, walaupun belum dapat dipahami secara persis bagaimana menghubungkan keduanya. Bagi Murray, fenomena yang membangun kepribadian mutlak tergantung kepada fungsi sistem saraf pusat, seperti yang dikemukakannya secara ringkas: Tanpa otak, tak ada kepribadian (“No Brain, no personality”). Peran otak untuk mengontrol dan memproses semua aspek kepribadian yang eksis di otak; perasaan, kesadaran, ingatan, keyakinan, sikap, ketakutan, nilai-nilai, dan aspek-aspek lainnya, disebut regnant.
Struktur kepribadian yang dikemukakan oleh Murray tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Freud. Karena Murray sendiri merupakan seorang psikoanalisis, pelopor penelitian pikiran-pikiran psikoanalitik yang berusaha menterjemahkan konsep-konsep Freud dan Jung ke dalam hipotesis yang dapat diuji. Murray banyak memberikan sumbangan  berupa temuan empirik yang mendukung konsep dan teori psikoanalitik dan psikoterapi. Salah satu sumbangan pentingnya adalah penekanan pada konsep motivasi yang sangat kompleks. Menurutnya, masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang semuanya mempunyai bobot yang setara dalam menentukan tingkah laku, sehingga motivasi tak sadar menjadi tidak terlalu penting. Konstruk Id-Ego-Superego masih dipakai, namun dengan pengertian yang berbeda, sebagai berikut:
l  Id: seperti Freud, Murray memandang Id sebagai gudang semua kecenderungan impulsif yang dibawa sejak lahir. Id menguasai energi dan mengarahkan tingkahlaku, sehingga menjadi dasar kekuatan motivasi kepribadian. Perbedaannya dengan Freud, id bukan hanya berisi impuls primitif, amoral dan kenikmatan, tetapi juga berisi impuls yang dapat diterima baik dan diharapkan masyarakat seperti empati, cinta dan memahami lingkungan.
v  Ego: Murray memberi peran ego jauh lebih luas dari Freud. Sebagai unsur rasional dari kepribadian, ego bukan hanya melayani, mengubah arah dan menunda impuls id yang tak terima, tetapi ego juga menjadi pusat pengatur semua tingkahlaku, secara sadar merencanakan tingkah laku, mencari dan membuat peluang untuk memperoleh kepuasan id yng positif. Freud memandang ego sebagai pertentangan id dengan superego yang tidak terdamaikan. Menurut Murray pendapat Freud itu hanya terjadi kalau ego lemah. Manakala ego kuat, ia akan dapat efektif mendamaikan id dengan superego.
v  Superego: Murray menekankan pentingnya pengaruh kekuatan lingkungan sosial atau kultur dalam kepribadian. Seperti Freud dia memandang superego sebagai internalisasi nilai-norma-moral kultural pada usia dini, yang kemudian dipakai untuk mengevaluasi tingkah laku diri dan orang lain. Murray menolak pendapat Freud bahwa superego telah terkristalisasi pada usia 5 tahun. Menurutnya superego terus menerus berkembang sepanjang hayat merefleksi pengalaman manusiayang semakin dewasa semakin kompleks dan canggih.

DINAMIKA KEPRIBADIAN
Bagi Murray yang paling penting dalam memahami orang adalah keseluruhan direksionalitas (directionally) atau orientasi tujuan dari aktivitas seseorang, apakah aktivitas itu bersifat internal (dalam pikiran), atau eksternal (dalam ucapan dan tindakan fisik). Perhatiannya kepada maksud dan tujuan orang membuat teorimotivasi dari Murray menjdai sitem yang kompleks. Walaupun pada masa itu ada kecenderungan memakai konsep yang jumlahnya kecil dalam menjelaskan motivasi (misalnya Adler hanya memakai perjuangan mencapai superioritas sebagai sumber motivasi), Murray justru menganggap perlu memakai konsep yang jumlahnya besar karena motivasi manusia sangat kompleks. Usahanya untuk memperoleh definisi empirik dari variabel-variabel motivasinya, menjadi pelopor dalam ranah motivasinya. Dari tiga konsep yang berhubungan dengan motivasi-konsep peredaan pergeangan, konsep kebutuhan, dan konsep tekanan-elaborasi Murray terpusat pada konsep kedua, yakni konsep kebutuhan.

Peredaan Tegangan (Tension Reduction)
Seperti Freud, secara umum Murray berpendapat bahwa manakala bangkit need, orang berada pada tension, dan kepuasanlah yang mereduksi tension. Secara bertahap bersama perkembangan anak, anak belajar memperhatikan objek dan melakuakan aksi yang di masa lalu dapat mereduksi tension. Murray menambahkan dua hal. Pertama, orang sering secara aktif berusaha mengembangkan atau menigkatkan tension dalam rangka meningkatkan kenikmatan yang mengikuti tension reduction. Kedua, pada jenis need tertentu, seperti hal yang terlibat dengan permainan drama atau aktivitas artistik, kesenangan yang membarengi kegiatan itu termasuk dalam pemuasan need: jadi kepuasan tidak hanya diperoleh dari tercapainya tujuan, tapi terlibat dalam suatu aktivitas, tidak peduli tension menjadi turun atau malahan naik, dapat memberi kepuasan.

Kebutuhan (Needs)
Need adalah konstruk mengenai kekuatan di bagian otak yang mengorganisir berbagai proses seperti persepsi, berfikir dan berbuat untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan. Need bisa dibangkitkan oleh proses internal, tetapi lebih dirangsang oleh faktor lingkungan. Biasanya need dibarengi dengan perasaan atau emosi khusus dan memiilki cara khusus untuk mengekspresikannya dalam mencari pemecahannya. Ada enam kriteria untuk dapat menyimpulkan adanya kebutuhan. Lima kriteria merupakan hasil pengamatan yang dilakuakan peneliti, sedang kriteria ke-enam membutuhkan partisipasi orang yang diamati:
  1. Hasil akhir dari tingkah laku.
  2. Pola-pola khusus dari tingkah laku.
  3. Perhatian dan respon yang terjadi terhadap kelompok stimuli tertentu.
  4. Ekspresi terhadap suasana emosi tertentu.
  5. Ekspresi kepuasan atau ketidakpuasan pada hasil akhir.
  6. Ungkapan atau laporan subyektif mengenai perasaan, maksud dan tujuan.

Dengan memakai kriteria itu untuk meneliti sekelompok kecil subjek secara intensif, Murray menyimpulkan ada 20 kebutuhan yang penting. Dari 20 kebutuhan itu, 19 bersifat psychogenic, yakni kebutuhan yang kepuasannya tidak berhubungan dengan proses organik tertentu, sehingga dipandang sebagai kebutuhan murni psikologikal. Satu kebutuhan, yakni kebutuhan seks bersifat fisiologik karena kepuasannya berhubungan dengan proses biologis seksual.
Semua kebutuhan itu saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam berbagai cara. Ada kebutuhan tertentu yang membutuhkan kepuasan sebelum kebutuhan lainnya, misalnya orang harus terbebas dari sakit, lapar dan haus sebelum berusaha memuaskan kebutuhan memahami datau bermain. Ada kebutuhan yang berlawanan/konflik dengan kebutuhan lainnya, misalnya kebutuhan otonomi konflik dengan kebutuhan afiliasi. Ada kebutuhan yang cenderung bergabung dengan kebutuhan lain, misalnya agresi mungkin bergabung dengan dominan. Akhirnya kebutuhan juga mungkin menjadi bagian dari kebutuhan lain-beroperasi hanya untuk memudahkan lainnya-misalnya kebutuhan merendah mungkin melayani kebutuhan afiliasi.

Tekanan (Press)
Kalau kebutuhan merupakan penentu tingkah laku yang berasal dari dalam diri individu, tekanan adalah bentuk penentu tingkah laku yang berasal dari lingkungan. Suatu sifat atau ciri dari orang lain, objek, atau kondisi lingkungan yang membantu atau menghalangi orang menuju ke tujuan. Tekanan dari suatu objek (bisa berupa manusia, benda, atau situasi) adalah apa yang dapat dilakukan objek itu kepada subjek (penerima tekanan), suatu kekuatan yang dimiliki oleh objek untuk mempengaruhi subjek dengan cara tertentu. Variasi tekanan yang mengenai diri seseorang tak terhingga banyaknya, atau sama dengan jumlah peristiwa yang ditemui orang setiap saat. Murray menyebut berbagai tekanan terpenting yang biasanya dialami anak-anak. Ragam tekanan pada anak-anak mudah dikenali dan diklasifikasi karena variasi pengalaman anak yang masih sempit.
Ada dua jenis tekanan; tekana alfa (alfa press): kualitas lingkungan yang muncul dalam kenyataan; dan tekanan beta (Beta Press): kualitas lingkungan sebagaimana teramati oleh individu. Misalnya sepasang suami istri sepulang kerja, suaminya menceritakan rapat yang sangat menekan dengan pimpinannya. Dia melihat isterinya tidak memperhatikannya dan menyimpulkan isterinya tidak mendukung masalahnya, itulah tekanan beta. Kenyataannya, Isteri yang memang hanya mendengar sepintas, bukan karena dia tidak memperhatikan suaminya tetapi karena terfikir dengan pengumuman di pagi hari oleh prseiden perusahaannya bahwa dirinya dan sejawat eksekutif lainnya akan kena potongan gaji. Pasangan itu sebelumnya sudah pernah menjumlah pendapatan berdua mereka untuk memungkinkan suami mendirikan perusahaan sendiri, dan isteri itu takut memberi berita baru yang buruk kepada suaminya. Isteri perhatiannya terpecah, itulah tekana alfa dalam suasana itu, yang ditangkap suami menjadi tekanan beta: tidak mendukung.

Disposisi Tematis: Integrasi Kebutuhan
Pada dasarnya kebutuhan-kebutuhan tidak mempunyai hubungan langsung dengan objek-objek tertentu di lingkungan, namun melalui pengalaman individu kemudian menghubungkan kebutuhan-kebutuhan dari dalam itu dengan objek tertentu. Hubungan yang dipelajari melalui pengalaman itu mencakup pilihan objek, respon terhadap objek, dan sarana atau proses untuk mendekati atau menjauhi suatu objek. Keadaan inilah yang oleh Murray disebut Integrasi kebutuhan (need integrate): kesatuan antara kebutuhan dengan gambaran atau pikiran tentang objek yang ada di lingkungan., beserta tindakan-tindakan instrumentalnya. Integrasi tematis adalah disposisi tematis-kebutuhan untuk mengadakan bentuk interaksi tertentu dengan objek atau orang tertentu. Konsep ini mungkin menggabungkan minat-sikap-asosiasi menjadi satu kesatuan disposisi. Secara bersama-sama, ketiganya berpengaruh luas dan mendalam terhadap tingkah laku, mencakup pilihan prioritas kebutuhan, perasaan, pola pikiran dan imajinasi, sehingga tingkah laku yang timbul menjadi sangat khusus.

Kunci ke Keunikan: Kesatuan Tema
Kesatuan tema adalah tema yang sering muncul, sehingga dapat menjadi kunci untuk memahami keunikan pribadi. Uniti tema merupakan campuran (yang berlangsung tak sadar) antara beberapa kebutuhan kuat yang berhubungan dengan tekanan yang muncul pada peristiwa khusus pada masa awal anak-anak. Kebutuhan-kebutuhan yang bercampur mungkin saling bertentangan, dan peristiwa di masa anak-anak itu mungkin menyenangkan atau sebaliknya, traumatik. Apapun tema campuran yang terjadi, akan cenderung sering muncul sepanjang hidup orang itu. Kesatuan tema beroperasi secara tidak sadar, akan mempengaruhi seluruh tingkah laku individu, sehingga individu itu menjadi pribadi yang unik. Kalau disposisi tematis hanya memberi arahan perasaan, pikiran, dan tingkah laku orang, tidak peduli latar belakang kebuttuhan dan tekanan yang dirasakannya.
Misalnya seorang remaja memiliki kesatuan tema “kekurangan yang membuatnya menjadi agresif mencari kepuasan”. Ibu remaja itu ternyata invalid dan meninggal ketika dia masih kecil. Remaja itu takut dan membenci ayahnya yang tidak berhasil, tidak menunjukkan kasih sayang kepada anaknya, dan selalu meremehkan pendidikan sekolahnya. Remaja itu memutuskan untuk kuliah dan menjadi insinyur. Penelitian mendalam (termasuk memakai TAT) menunjukkan remaja itu dalam perasaan tak sadarnya merasa sangat kekurangan dan sangat membutuhkan bantuan, serta kebutuhan yang kuat untuk memperoleh apa yang diingkarinya. Perasaan yang tidak disadari itu mempengaruhi seluruh tingkah lakunya.

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Kompleks-kompleks Anak-anak
Teori Murray mengenai perkembangan kepribadian bersifat longitudinal, menekankan pada perkembangan sejarah individu. Pendekatannya mirip teori Freud, dengan elaborasi dan perluasan yang lebih komprehensif. Seperti Freud, dia memusatkan analisisnya pada event/penglaman masa awal anak-anak dan pola tingkah laku yang terbentuk selama masa itu. Murray membagi masa anak-anak menjadi lima tahapan, masing-masing ditandai oleh kondisi kepuasan yang dipengaruhi oleh tuntutan lingkungan. Setiap tahap meninggalkan jejak (tanda) dalam kepribadian dalam bentuk kompleks, yakni pola yang dibentuk dari kesan yang mendalam pada setiap tahap, yang secara tidak sadar mengarahkan tingkah laku pada perkembangan berikutnya.
Setiap orang mengembangkan lima macam kompleks dalam dirinya, karena semua orang akan melalui lima tahap perkembangan yang sama. Karena itu memiliki kompleks itu normal-normal saja, kecuali kalau itu menjadi ekstrim. Kalau kompleks iru menjadi ekstrim, orang akan terfiksasi pada satu tingkat perkembangan. Kepribadiannya tidak dapat berkembang spontan dan fleksibel, yang akan mempengaruhi pembentukan ego dan superego. Lima kondisi kepuasan atau tahap perkembangan anak dan kompleks yang terlibat, adalah:
u Kompleks Kaustral
Hidup di dalam kandungan sangat aman, terang, dan sangat tergantung, suatu kondisi yang sering kita harapkan untuk dapat kita alami kembali. Ada tiga bentuk kaustral kompleks, pertama dalam bentuk yang sederhana, kompleks ini termanifestasi dalam keinginan untuk berada di tempat yang sempit, hangat, gelap, yang aman dan terasing. Bisa berupa ingin tetap di bawah selimut tidur di pagi hari, memiliki ruang kecil yang kedap suara, atau tempat yang tersembunyi, hidup di biara atau di pulau terpencil, atau senang berada dalam perahu di tengah laut atau di dalam limusin.
Kedua, kompleks juga dapat terpusat pada perasaan tak berdaya dan perasaan tidak mendapat bantuan di dalam kandungan, ini akan menyebabkan orang menjadi takut berada di tempat terbuka, takut jatuh, takut tenggelam, takut terbakar, takut gempa bumi, atau situasi perubahan dan kebaruan.
Ketiga, kompleks kaustral malahan menjadi kompleks anti-kandungan yang terpusat pada ketakutan kehabisan nafas dan keterkurungan. Oleh Murray ini disebut kompleks agresi, yang maujud dalam pilihan/kesenangan berada di tempat terbuka dan udaranya segar, dan pilihan selalu bergerak, berubah, dan baru. Dalam bentuk yang neurotik bisa menjadi klaustrofobia.
l  Kompleks Oral
Seperti kaustral, kompleks oral juga mempunyai tia variasi. Pertama, kompleks oral-kasihan (succorance), adalah kombinasi dari aktivitas mulut, kecenderungan pasif, dan kebutuhan untuk dibantu dan dilindungi. Wujud tingkah lakunya antara lain menghisap, mencium, makan, minum, dan “lapar” kasih sayang, simpati, perlindungan, dan cinta. Kedua, kompleks oral agresi, merupakan kombinasi dari kompleks oral dengan aktivitas agresi dalam bentuk menggigit, meludah, membentak, atau dalam bentuk agresi verbal seperti sarkasme. Ketiga, kompleks oral-penolakan (rejection), kompleks yang mencakup muntah, pilih-pilih makanan, makan sedikit, takut ketularan penyakit (akibat berciuman), dan keinginan menyendiri/terasing.
l  Kompleks Anal
Ada dua jenis, pertama kompleks anal-ditolak, asyik dengan defekasi, termasuk humor dengan anal, dan senang dengan kotoran atau barang yang mirip kotoran (lumpur, adukan semen, lempung). Agresi sering menjadi bagian dari kompleks ini dan maujud dalam bentuk menjatuhkan atau membanting sesuatu, menembakkan peluru, atau meledakkan bom. Orang ini biasanya kotor dan tidak teratur. Kedua, kompleks anal-retensi yang maujud dalam tingkah laku retentif-menimbun atau mengumpulkan sesuatu, menabung. Biasanya orangnya bersih, rapi, dan teratur.
l  Kompleks Uretral
Kompleks ini khas Murray, dan berhubungan dengan ambisi yang berlebihan, kerusakan sistem self, ngompolan, dan sangat mencintai diri sendiri. Juga disebut kompleks Ikarus (Icarus), mengikuti mitos Yunani mengenai seseorang yang membuat sayap dan terbang tinggi mendekati matahari sehingga jatuh karena perekat sayapnya meleleh. Seperti Ikarus, orang dengan kompleks ini memasang tujuan terlalu tinggi, mimpinya itu menjadi berserakan karena kegagalannya.
l  Kompleks Kastrasi
Murray tidak setuju dengan Freud yang menganggap ketakutan kastrasi sebagai sumber kecemasan orang dewasa. Dia menginterpretasi kompleks ini dalam bentuk yang lebih sederhana, yaitu adanya “fantasi penis mungkin akan dipotong”. Ketakutan kastrasi itu berkembang dari masturbasi di usia anak-anak yang dibarengi dengan hukuman dari orangtua.

APLIKASI
Thematic Apperception Test (TAT)
TAT dikembangkan oleh Christina Morgan dan Henry Murray berdasarkan faktabahwa ketika orang menginterpretasi situasi sosial yang ambigus dia ternyata menjawab dengan mengekspose kepribadiannya sendiri seperti dia menghadapi fenomena itu. Memakai asumsi bahwa cerita yang dikarang seseorang itu mirip dengan buku tulisan pengarang-yang dari buku itu orang dapat memahami pandangan hidup dan karakternya Morgan dan Murray menyusun TAT, seperangkat gambar ambigus yang disusun untuk merangsang imajinasi pengamatnya, dan mengungkap daerah-daerah yang motivasionalnya spesifik serta mendeteksi peluang-peluang konflik.
TAT terdiri dari 30 kartu gambar dan satu kartu kosong. 10 kartu gambar + 1 kartu kosong dipakai untuk subjek semua umur laki-laki perempuan. 20 kartu sisanya didesain untuk laki-laki atau perempuan, dewasa atau anak-anak, dalam berbagai kombinasi, sehingga dalam satu administrasi, kepada seorang klien akan diminta mengamati dan  membuat cerita memakai 20 kartu. Berikut contoh gambar dari 3 kartu:
  1. Remaja termenung memandang biola di atas meja di hadapannya.
  2. Wanita muda, di belakangnya ada topeng wajah tua menyeringai.
  3. Siluet manusia di depan jendela yang bersinar.

Administrasi TAT yang asli memberi instruksi sebagai berikut:
Ini adalah tes imajinasi kreativitasmu. Saya akan menunjukkan gambar kepadamu, dan saya minta kamu membuat cerita dengan memakai gambar itu sebagai ilustrasinya. Apa hubungan orang-orang yang ada di dalam gambar? Apa yang terjadi dengan mereka? Apa yang sedang mereka pikirkan dan persaan mereka? Bagaimana hasilnya? Kerjakan sebaik mungkin. Karena saya meminta kamu untuk mengembangkan imajinasimu, kamu boleh membuat cerita yang panjang dan rinci semau kamu sendiri.

TAT termasuk tes projektif, karena melalui gambar yang ambigus itu orang memproyeksikan keinginan, pengalaman, perasaan, dan konflik-konflik yang tidak disadarinya menjadi cerita, yang umumnya sudah tidak berhubungan dengan gambar itu lagi.
TAT dipakai luas sebagai instrumen diagnosis klinik dan instrumen penelitian. Banyak peneliti yang meneliti apakah tes itu benar-benar mengungkap materi-materi tak sadar dan sifat khas kepribadian sebagaimana yang diklaim Murray. Riset klinik banyak yang menyimpulkan sikap dan ciri yang diungkap oleh TAT berkorelasi kuat dengan hasil tes kepribadian yang lain. Tampaknya, tidak peduli apakah materi itu berasal atau tidak berasal dari ketidaksadaran, materi itu jelas-jelas sukar didiskusikan secara langsung dan terbuka. TAT adalah tes yang paling banyak dipakai sesudah tes Rorschach.